Posted in List "Tentang Perasaan"

Terlambat Jatuh Cinta (Part 3)

 Cinta yang ku abaikan akhirnya membuatku terbuang percuma.

Bertahan di atas puing-puing cinta yang telah rapuh akhirnya membuatku menangis. Hingga saat ini, aku belum bisa menerima kenyataan bahwa kamu sudah bahagia bersamanya “kekasih barumu”. Aku terhipnotis dengan penyesalan yang tak kunjung reda. Aku selalu terlihat bodoh setiap menemukanmu sedang bersamanya. Menatapmu dari kejauhan, menikmati canda rayumu yang bukan lagi untukku. Hanya itu yang aku lakukan.

Seandainya aku menunggumu, apakah kamu akan datang menemuiku ? Seandainya aku bilang bahwa aku mencintaimu, apakah kamu juga akan mencintaiku lagi ? Seandainya aku memintamu meninggalkannya dan kembali di sampingku, apakah kamu akan mengabulkannya ? Hanya seharusnya kamu menjadi milikku. Hanya seharusnya kamu mencintaiku. Hanya seharusnya tak secepat itu hatimu berpaling. Setelah aku berhasil membuka hatiku untukmu. Dan berusaha menerima ketulusan cintamu.

Sebenarnya aku percaya dengan ketulusan cinta yang kamu tunjukkan padaku selama berbulan-bulan lamanya. Aku sudah tau tentang kesetiaan yang kamu jalani demi aku. Aku sangat yakin tentang satu wanita yang hanya akan mengisi ruang di hatimu. Hanya saja, saat itu hatiku seakan dikuasai sihir bodoh yang membuatku berlaku jahat padamu. Aku terlalu lama menemukan pintu keluar untuk melihat keberadaanmu.

“Menunggu sesuatu yang tak akan pernah terjadi”

Kalimat yang selalu kamu candakan padaku, sekarang menyerangku dengan sadis. Aku terdiam dengan waktu yang sudah aku sirnakan begitu saja. Aku terengah dengan penantian yang berusaha ku dapatkan jawabanmu kembali. Aku terperosok pada jurang yang dalam tanpa uluran tanganmu. Aku hampir terhipnotis nafsu yang akan memaksamu kembali mencintaiku. Hingga aku harus menangis, setiap kali teringat tentangmu.

Kamu laki-laki terhebat yang pernah ku kenal. Kamu yang paling berani mengusik hatiku. Kamu yang pertama kali menggoyahkan kesadaranku. Awalnya kamu bukan siapa-siapa di hatiku. Kamu tak lebih dari seorang perebut hati yag tak bertanggung jawab. Andaikan aku bisa meminta satu hal padamu. Aku ingin tau, setelah kamu membuat singgasana cinta yang baru bersamanya, dimana kamu letakkan kedudukanku ? Adakah kemungkinan aku yang menjadi permaisurimu ? Ataukah hanya seorang dayang istana ?

Aku hanya seperti parasit yang akan menunda pertumbuhan cintamu bersamanya. Aku hanya seperti penonton bioskop yang hanya bisa menyaksikan pertunjukan romantis antara kamu dan dia. Memaksamu menjalani kisah segitiga bersamaku dan dia hanya akan menjadikanku gadis terjahat. Menghancurkan perasaanmu dan dia demi keegoanku hanya akan melumpuhkan kesucian hatiku. Aku tak akan pernah dan tak akan mungkin pernah melakukannya. Meskipun aku harus merelakan kebahagiaanmu bersamanya. Karena aku dan dia wanita yang sama-sama mencintaimu.

Beruntungnya dia yang sudah memiliki hatimu. Dan beruntungnya kamu yang sudah melupakan semua perih yang selalu ku berikan. Ketika ku pertanyakan tentang aku dan kamu. Aku tau, kamu akan memilih setia dengan satu hati yang sudah pasti bukan aku. Aku sadar, aku sudah terlalu banyak menyakiti perasaanmu. Sudah terlalu banyak kebahagiaanmu yang ku gagalkan. Pergilah. Aku ingin berkutik dengan kebodohanku saja. Dan ku katakan kamu pantas bahagia bersamanya.

Kamu cinta yang gagal ku miliki,

dan ku mainkan sesuka hatiku.