Posted in Search Me

Thank you, Yesterday – I talk to New Year

#ThankyouYesterday

Resolusi tahun 2022? Gue nggak punya resolusi yang lebih baik selain mencintai diri sendiri. Dua tahun terakhir, mungkin orang-orang melihat gue masih begini-begini aja, nothing’s special. True memang kalau ‘kelihatannya’. Tapi sebenarnya gue mengalami perubahan besar di dalam diri gue. I feel it so real.

Gue banyak belajar tentang self-love dan self-management. Gue menjadi lebih aware tentang hubungan manusia dengan pilihan serta keputusan dalam hidupnya. Ketika ditanya what is the most important thing in your life, jawabannya adalah diri gue sendiri. Mungkin akan berbeda kalau gue diberikan pertanyaan itu jauh sebelumnya. Bisa jadi jawaban gue hanya akan berputar di keluarga, hobi, passion, atau karir. But now, gue mengerti betul bahwa privilege paling utama adalah menjadi diri gue sendiri.

Kalau dulu gue nggak mengerti tentang problem solving dari semua hal yang terjadi di dalam hidup, sekarang gue jauh lebih open minded untuk menghadapinya. Kalau dulu gue sering melempem kayak kerupuk yang dibiarkan terkena udara, sekarang gue lebih percaya diri untuk mengambil setiap langkah yang gue butuhkan. Kalau dulu gue merasa jadi manusia yang paling menyedihkan dengan segudang problema hidupnya, sekarang gue sadar, ada banyak orang di luar sana yang hidupnya lebih complicate. Ada banyak orang yang kelihatannya punya segalanya, tapi mereka nggak bahagia. Ada yang senang, tapi sebenarnya nggak tenang. Ada yang punya banyak kesulitan, tapi mereka berusaha tetap bangun tanpa banyak keluhan.

Dulu di dalam otak gue, yang ada hanya memberi makan ekspektasi banyak orang terhadap gue, tanpa memikirkan seberapa pentingnya sebuah penghargaan untuk diri sendiri. Setelah mengalami fluktuasi hidup yang cukup menguras emosi (ceileeeh), gue mulai melihat diri sendiri dan banyak membaca perkembangan dunia luar. Dari sana gue belajar lebih bijak untuk menjadi manusia. Orang-orang mungkin sempat mengutuk pandemi karena beberapa hal, mulai dari kehilangan pekerjaan bahkan kehilangan seseorang dalam hidupnya. Gue termasuk salah satunya, pandemi membuat semua rencana masa depan gue setelah lulus kuliah menjadi berantakan. Tapi pada kenyataannya gue juga harus berterima kasih, karena pandemi membuat gue mengenali diri sendiri dan berpikir lebih kompleks tentang segalanya.

Suatu hari gue membaca sebuah artikel yang punya pertanyaan; “Pernah nggak, sekali aja kamu bilang maaf dan terima kasih sama dirimu sendiri?”, gue nggak bisa menjawabnya saat itu. Gue malah berpikir, buat apa? Kenapa harus ada pertanyaan itu? It’s like a crazy question untuk dijawab menurut gue. Aneh kedengarannya bilang maaf dan terima kasih sama diri sendiri. Then, perlahan gue mengerti makna tersirat di dalam pertanyaan itu. Selama dua tahun kemarin gue banyak flashback dan bicara ke diri sendiri, “Sebenarnya sekarang ini gue maunya gimana?”, “What is actually I want and I need?”. Selama dua tahun itu juga gue istirahat panjang dari semua pemikiran untuk memuaskan ekspektasi orang-orang terhadap gue. Gue mencoba relax dan enjoy dengan hal-hal sederhana yang gue lakukan.

Lama atau sebentarnya seseorang butuh jeda bagi dirinya tergantung pada kondisi yang dihadapinya. Setiap orang punya masa lalu dan tingkatan masalah yang berbeda, penerimaan dan problem solvingnya juga berbeda. Siapa pun nggak bisa seenaknya membandingkan orang yang satu dengan yang lainnya.

Di tahun ini gue akan terus belajar untuk mencintai diri sendiri, menambah wawasan tentang banyak hal, menulis, dan curhat panjang lebar di dalam doa. I should thanks to yesterday and yesterday again, I’ve learned to love myself. Yesterday was about self knowing and self acceptance, this time will be a braveness to moving forward and living life in a worthwhile way. Cheers for New Year and better life!